tujuh belas Agustus tahun 45 itulah hari kemerdekaan kita... hari merdeka... nusa dan bangsa... hari lahirnya bangsa Indonesia... MERDEKA...
so, it's August 17th 2011, it has been 66 years after we declared our freedom.
tapi jujur, aku agak sedikit kecewa dengan rasa nasionalisme rakyatnya yang semakin tua usia Indonesia semakin memudar.
"Nasionalisme orang Indonesia jaman sekarang itu cuma bersisa kalau ada pertandingan bola. timnas lawan negara lain, hebohnya bukan main, semua atribut merah-putih, berkoar-koar Indonesia! Indonesia! tapi coba sekarang, generasi muda disuruh upacara, wong cuma hormat bendera aja malasnya ampun-ampun." kata Ibu.
tidak dipungkiri, kata-kata Ibu tadi siang memang benar adanya.
upacara tadi pagi di sekolahku misalnya, ada banyak, banyak sekali murid-murid yang bolos, mungkin bagi mereka ini 'hanya' upacara, tapi coba kalau mereka bayangin gimana usaha para pahlawan 66 tahun yang lalu untuk 'hanya' mengibarkan Merah Putih. dan ini balasan yang diberikan generasi penerusnya? pasti mereka sedih...
coba bayangkan kalau setiap hari rasa nasionalisme seluruh warga Indonesia seperti ini, persatuan dan kesatuan yang timbul dari rasa cinta Tanah Air akan menjadikan Indonesia negara yang tidak tertandingi.
itu pertama, kedua. aku baru menyadari sesuatu setelah aku pulang upacara siang ini.
aku masuk gang rumahku...
dalam satu gang itu ada 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9... ya kalau tidak salah hitung ada 9 rumah. dan kau tau. 8 dari 9 rumah dalam gang ini tidak mengibarkan bendera Merah-Putih.
aku tidak tau harus bagaimana. sudah hilangkah rasa nasionalisme dalam diri mereka? atau mungkin bendera lama mereka sudah robek dan mereka terlalu sibuk untuk membeli bendera baru. aku sih sedih, kalau kamu... ?
dan ternyata tidak hanya di lingkunganku...
setelah upacara di Istana Negara, begitu banyak saluran TV yang menyiarkan betapa ramainya rumah-rumah tanpa Merah Putih di pekarangan mereka.
tapi masyarakat tidak bisa disalahkan sepenuhnya (walau ini memang salah). coba kita tengok para pemimpin Negeri dengan berjuta budaya ini, intip para petinggi-petinggi negara yang telah sukses menjadi panutan yang salah.
dan masalah negeri ini yang seperti Cinta Fitri atau Putri yang Terbuang. maksudku, tak berujung...
sebenarnya aku tidak berani berbicara banyak masalah politik dan blablabla, aku sebagai orang awam hanya mengerti ada yang salah dan entahlah, kata Ibu Mahmuda (guru PKn) "politik itu kejam dan politik itu memang seperti ini, kotor."
lagipula aku hanya anak SMA yang yakin suaranya tidak akan begitu didengar, bahkan KTP-pun aku belum punya.
aku sempat berpikir saat aku dewasa nanti, aku ingin mmengubah sistematis negara ini.
siapa bilang aku tidak mampu? aku tau bagaimana caranya :)
aku prenah membaca sebuah puisi yang memberiku inspirasi, lebih kurangnya seperti ini, semoga kalian terispirasi...
Ketika aku masih kecil dan bebas, dan imajinasiku tidak ada batasnya, aku mengimpikan untuk mengubah dunia
Ketika aku semakin besar dan semakin bijaksana, aku sadar bahwa dunia tidak mungkin diubah.
Dan aku putuskan untuk hanya mengurangi impianku sedikit dan hanya mengubah negaraku. Tetapi itupun tampaknya tidak mungkin.
Ketika aku memasuki usia senja, dalam satu upaya terakhir, aku berusaha mengubah keluargaku sendiri, mereka yang paling dekat denganku, tetapi sayang mereka tidak menggubrisku.
Dan sekarang menjelang ajal aku sadar (mungkin untuk pertama kalinya) bahwa kalau saja aku mengubah diriku dulu, lalu dengan teladan mungkin aku bisa mempengaruhi keluargaku dan dengan dorongan serta dukungan mereka mungkin aku bisa membuat negaraku menjadi lebih baik, dan siapa tahu, mungkin aku bisa mengubah dunia
Dirgahayu Republik Indonesia ke-66
MERDEKA!